Selasa, 26 September 2017




Hey kamu!
Apakah kamu mencari hadiah untuk teman,  Pacar atau keluarga?

Kamu bisa pesan disini. Kami menjual hadiah dan souvernir yang bisa kamu jadikan kado kenang-kenangan untuk orang spesial kamu.. Kamu bisa pesan isi tulisannya apa sesuai dengan keinginanmu. Misal : nama kamu / nama pacar/ nama sahabat kamu atau ucapan selamat ulang tahun untuk teman, pacar atau keluarga kamu.. Ukuran bingkai : 18,7 × 13,7 cm.
Harga : Rp 75.000,- / buah.
Pemesanan via WhatsApp : +62 8569906867.
Pembayaran : transfer bank.
Pengiriman : via pos/ JNE.
COD : kampus A, UNJ Rawamangun, Jakarta Timur.

•••••••••••••••••••••••


Hey You!
Are you looking for a present for your friend, boy/girl friend or for your family?

You can order here. We are selling a gift or souvenir which can you give it away to special person.. You can specify the content of writing according to what you want. For example : your name, or your girl/boy friend's name, or birthday greeting for your friend, girl/boy friend or your family.

Frame size : 18,7 × 13,7 cm.
Price : IDR 75 K / item.
Ordering via WhatsApp number : +62 8569906867.
Delivery : via Post or etc.
Payment : via bank transfer.
Or
Cash of delivery : Campus A, State University of Jakarta, Rawamangun, East Jakarta, Jakarta - Indonesia.

#souvenir #forsell #dijual #custom #souvenirlucu #souvenirunik #hadiah #hadiahunik #gift  #هدية #beautifulstuff #goodstuff #сувениры  #تذكار  #приз #souvenirforsell #giftstuff #present #givegift #handmade #handmadeforsell #souvenirforsell #kado #kenang-kenangan #handart #kadoulangtahun #art #arts #artwork
#纪念品   #מַזכֶּרֶת  #お土産  #andenken #기념품  #سوغات #dîyarî #mnemosynum #Ενθύμιο #Quàlưuniệm #Sovg'alar  #یادگار #hatıraeşya #ของที่ระลึก #suvenir #lembrança #tawiskatineung #tifkira #kujtim #հուշանվեր

Minggu, 10 September 2017

Hingga akhirnya aku menjatuhkan pilihan kepadamu..
Iya kamu.
Pendidikan sejarah..



Kenapa pilih pendidikan sejarah?

Jadi begini ceritanya.  Sebenarnya, awalnya saya ga ada minat dan ga ada kepikiran sama sekali untuk kuliah di ikip, univ atau institusi keguruan yg diarahkan utk menjadi guru. Dan saya ga ada kepikiran sama sekali awalnya utk menjadikan guru sebagai profesi, cita2, dan tujuan saya kuliah. Sedangkan cita-cita saya yang dari TK sampe SMA yg ga pernah luntur cuma satu, yaitu : “Pelukis”.

Kalo biasanya orang2 punya lebih dari 1 cita-cita, begitupun juga dengan saya. Dulu sempet kepikiran pengen mau jadi pianis, direktur, manajer, dll.. tapi ya itu. Semuanya luntur, kandas dan “Pelukis” lah cita2, minat, dan sedikit bakatku yang terus bertahan di hati dan bertahan di pikiran selama sekitar 10 tahun dan bahkan sampai sekarang. Seolah2 di pikiran Cuma ada : Pelukis Pelukis dan Pelukis. Aku ingin banget jadi pelukis. Seperti Affandi, Raden Saleh, Pablo Picassso, dan Leonardo Da Vinci. Mungkin bapak saya yg memperkenalkan pertama kali pada saya beberapa gambar yg beliau bikin sehingga membuat aku tertarik dan sungguh sangat saya minat disitu. Aku ngeliat gambarnya bapak bagus2. Aku juga pengen bisa kaya bapak. Mulai deh beberapa kali minta digambarin sama bapak. Melihat aku punya minat dan ketertarikan yg cukup besar di seni, aku diikutkan les menggambar oleh bapak dan alm. Ibu ketika aku SD kls 3. Aku senang sekali mengikuti proses belajarnya. Asik. Enjoy. Santai. Itu yg kurasa ketika itu. Aku makin yakin dan percaya diri ketika suatu ketika ada lomba menggambar di sekolah SDku dan aku mendapat juara 3 dari semua kelas, dari kls 1 hingga kls 6 yg mengikuti perlombaan.  Aku senang bukan kepalang. Aku menang melawan kakak2 kelasku dan adik2 kelasku yg banyak dari mereka yang mengikuti lombanya juga.
Dan juga ketika aku mulai menggambar lagi di pelajaran SBK di kls 3 SD, teman2 banyak memuji hasil gambarku berikut pewarnaan dan gradasinya. Aku bingung bagaimana harus bersikap. Takut sombong, dan takut terlalu merendah diri malah jadi tak mensyukuri. Keterampilan tanganku ini kurasa adalah karunia dari Allah. Dan juga, sejujurnya, ketika aku menggambar atau mewarnai, Allah lah yg memberiku ide, inspirasi, mungkin bisa disebut sebagai Ilham. Aku langsung ngeh. Aku harus gambar ini, gambar ini, gambar ini. Gambar ini posisinya disini, warna yg bagus yg ini, gambar ini gradasi yg cocok tuh pake warna ini, ini, dan ini. Begitu kira2. Betapa aku ga boleh sombong dengan yg tanganku gambar. Mau org lain bilang bagus dan memuji dengan kata2 yg bingung bagaimana saya ngebalikinnya agar ga besar hati. Karena sejatinya tanganku, otakku, ideku, pikiranku, itu semua berjalan atas izin Allah. Dan itu semua punya Allah. So, sebenernya bukan aku yg gambar, yg warnai, yg melukis semua gambar2, lukisan, yg dibuat dg tanganku ini. Tapi Allah yg bikin lewat tangganku. Lewat pikiran dan imajinasiku. Allah yg telah menggerakkan tanganku dan Dia juga yg telah mengilhamkan ide padaku. Dan aku hanya perantara yg merupakan ujian juga utkku. Dengan karunianya yg Dia titipkan, dapatkah aku menjaganya? Dan dengannya apakah  imanku semakin kuat atau semakin lemah?
 Wah kepanjangan. Kembali lagi deh. Oke singkat cerita, ketika di kelas 10, wali kelas bertanya ke setiap murid di kelas tentang jurusan yg mau diambil ketika mau kuliah nanti. Dengan yakin aku bilang mau ambil seni rupa karena aku udah pengen banget jadi pelukis. Eh tapi, ketika aku kls 11, aku ga sengaja mendengar atau membaca di mana gitu lupa. Yaitu hadist tentang “..hukuman paling berat di akhirat adalah seorang pelukis..” deg! Pupus sudah deh. Aku langsung galau. Yaahh kok serem amat. Karena di hadist itu dijelasin kalo di akhirat nanti, para pelukis, pemahat patung, disuru menghidupkan apa2 yg mereka lukis, dan apa2 yg mereka pahat (lukisan dan patung makhluk hidup : manusia, hewan,binatang,dll).  Dan klo ga bisa, mereka dimasukkan ke neraka. Akhirnya dengan berat hati, aku pun coba utk ‘move on’..  bye bye senirupa.

Suatu ketika waktu masih di kls 10, temenku membawa buku novel berjudul Rahasia Meede. Novel bertema sejarah yg ketika aku baca bener2 seru, rame, menarik banget, dan asli bikin kepo banget. Aku pun dibolehkan baca oleh  temenku itu. Aku yg dari SMP kls 9 mulai ada ketertarikan dg sejarah lewat buku novel The Jacatra Secret, menyambut banget novel ini yg bertema sejarah. Karena lewat novel The Jacatra Secret jadi awal aku suka sama Sejarah. Tapi, biar begitu, minatku bukan ke jurusan Ilmu Sejarah di UI, UNPAD, atau di manapun. Aku malah minatnya ke Sastra Belanda UI.

Tetapi, beberapa bulan sebelum Finalisasi SNMPTN, tepatnya di bulan Ramadhan kalau tdk salah. Alm. Ibuku nanya, aku mau ambil jurusan apa? aku pun bilang : “aku mau ke sastra belanda UI, atau arkeologi, atau ilmu perpustakaan di UI atau di UNPAD.”
Almh ibuku kurang setuju rupanya. Beliau bilang kurang lebih begini : “boleh aja kesana, tp apa km mampu utk ngikutin cara belajar disana yg sedangkan km belajarnya msh begini.. mendingan ambil keguruan aja. Di upi, atau unj atau ikip purwokerto, atau di ikip mana aja. Udah jadi guru aja. Temen ibu kuliah di U*, UN***, ujung2nya jd guru jg. Dan juga kalo kuliah di keguruan, begitu lulus dapet akta 4 juga. Lumayan kalo misalnya kamu udah berkeluarga dan tiba2 misalnya ekonomi lagi kurang bagus, kamu bisa langsung ngelamar jd guru. Kalaupun ijasah Akta 4 nya belum kepake, tapi suatu saat pasti kepake. Penting soalnya. Dan juga pekerjaan paling cocok utk perempuan itu guru. Dan jadi guru itu enak. Anak2 liburan,  kamu juga ikut liburan. Dan juga karena urusan rumah, dll nya masih bisa kamu handle.

Beda lagi sama bapak. Bapak lebih memberi kebebasan aku dlm memilih.  Intinya terserah aku.  kata bapak, terserah mau kuliah dimana aja asal akunya nyaman kuliah disitu. Dan aku ngeliat kayanya bapak seneng bgt klo aku mau ke univ yg aku sebut tadi. Sebagai org tua, pastinya bapak senang melihat anaknya bisa kuliah di tempat yg lebih bagus ketimbang tempat bapak kuliah dulu. Tapi ya gitu. Almh ibuku terus2an bilang udah jadi guru aja. Pokoknya jadi guru..
Awalnya aku bingung.. aku kan sama sekali ga ada kepikiran jd guru. Tapi yang kuingat, kalo Ridho Allah ada di Ridho org tua. Marahnya Allah,  marahnya orang tua. Jadinya yaudah deh aku sanggupin. Iyadeh aku mau kuliah di keguruan. Dan jadi guru, mungkin.

Tapi aku mau jadi guru apa?  Ambil jurusan di bidang apa?? Aku bingung.. .
Jujur aku msh kepikiran sm senirupa. Rasanya pengen jadi guru seni aja. Dan disaat itu aku nanya : bu, kalo aku ambilnya pendidikan senirupa gimana? Dan jawabannya ternyata, “boleh”..

Yeeeaayyy.. Almh. Ibuku setuju kalo aku kesitu. Rasanya, harapan yg dulu pupus, mulai kembali lagi gitu dengan catatan,  sebisa mungkin hindari menggambar makhluk hidup (walau mustahil). Aku pun jd mulai bersemangat lagi. Alasan aku boleh ambil senirupa adalah, beliau bilang intinya :  walaupun mungkin org seni itu rambutnya ada yg kribo, gondrong, tampangnya sangar, itu sebenernya mereka hatinya halus. Perasaannya halus. Dan kalo mereka udah asik dg melukis, mereka bisa berjam-jam di depan kanvas sampe lupa makan, dan lupa ngapa2in saking fokusnya. Itu kerennya. Dan disitu aku mulai terbentuk “jangan nilai org dari tampang, karena belum tentu yg keliatan serem, itu hatinya juga serem.”
Tapi, begitu fix aku bilang ke guru BK utk ambil senirupa, aku mendengar hal2 lain yg negative dan kurang kusuka di senirupa. Yaitu katanya bakalan ada gambar2in manusia dg keadaan yg begitulah. Yg ada unsur pornografinya. Dan begitu aku tanya ke kakak kelas di jurusan seni di sebuah institut di bandung, emang ada ternyata disuru gambar berunsur begitu.. .

Entah kenapa, aku ga jadi lagi ambil senirupa deh. Lebih2 aku nanya2 ke beberapa guru, wali asrama, temen2, sampe cerita ke ibu koperasi dan ibu kantin, mereka mayoritas pada bilang yg intinya "lebih baik jangan. Yg lain aja."
Walaupun ada guru fikih aku yg bilang terserah kamu ambil pendapat yg mana kalo perihal gambar makhluk hidup.  Ada ulama yg melarang, ada juga ulama yg membolehkan dengan beberapa syarat, begitu kurang lebihnya.  Akupun makin galau. Karena aku ada 3 jurusan yg aku minatin : pend. senirupa, pend. bahasa arab, dan pend. Sejarah. Aku pilih mereka karena aku suka sama mereka. Seneng dan menaruh minat di 3 itu. Tapi akhirnya sekali lagi, senirupa kembali kandas. Oke. Tinggal 2…    Saking bingungnya, saking galaunya menentukan pilihan, teman2 menyarankan utk sholat istikhoroh. Akupun Alhamdulillah sholat istikhoroh dapet lebih dari sekali.

Bhs arab atau sejarah. Jujur aku suka bgt sm bhs arab. Tapi aku kurang minat disini. Aku agak enggan utk mengambilnya sebagai jurusan utk kuliah. Padahal aku enjoy banget tiap ada pelajaran bhs arab di sekolah. Tapi, ada satu hal yg aku ga bisa juga, yaitu pidato. Apalagi dlm bhs arab. Okee ga jadi deh..  
 Akhirnya abis sholat istikhoroh yg kedua, entah kenapa aku yakin aja gitu untuk milih sejarah. Entah kenapa aku optimis aja. Kayaknya bener. Aku bagus kalo disini. Terlebih, ketika itu tiba-tiba aku mempunyai tekad untuk jadi guru sejarah.
Kenapa aku tiba-tiba  sampe punya tekad dan mungkin bercita2 jadi guru sejarah dengan sekejap?
Karena,,,  jujur aja. Aku merasakan dan melihat kalo guru sejarah aku di SMA kurang enak. Beliau jarang datang dan cara ngajarnya bikin ngantuk. Sedangkan guru penggantinya berasal dari jurusan geografi, bahkan dari guru bhs indonesia (?).
Dan juga pengajaran sejarahnya yg salah menurutku : mata pelajaran sejarah seolah hanya seperti  'menghafal nama, tokoh, tempat, dan tahun peristiwa aja’ yg justru bikin suntuk,  dan kesel.  Sehingga ada atau mungkin banyak temen2 jadi pada kurang suka atau bahkan agak benci pada mata pelajaran sejarah,  bahkan gurunya. “besok ada pelajaran apa aja? Ada sejarah ya? Aduh semoga gurunya ga dateng”  “yah besok ada sejarah?? Bodo ah gue besok mau tidur aja di kelas” “yah ketemu lagi sama sejarah.. betee... apa gunanya belajar masa lalu? Sejarah ga penting.. ? ”
Rasanya sedih bgt ketika sejarah dibenci dengan sebegitu 'waw'  nya. Padahal sejarah ga kaya gitu. Sejarah malah seru. Asik. Ga ngebosenin dan ga ngebetein.

Aku bingung. Apa mungkin karena gurunya yg salah ngajarin apa emang dasar anak2nya aja yg udah males dan emang ga ada ketertarikan dari awal sm sejarah. Sebenernya, menurut aku si ga boleh juga terlalu maksain kesukaan akan sesuatu ke org lain..    entah kenapa, motivasi aku waktu itu utk ambil pend. Sejarah, aku ingin jadi guru sejarah yg baik, supel, seru, ramah, rame, akrab sama murid2nya, malah pengen jadi guru yg kayak temen aja gitu. Yg ngga terlalu kaku, yg bisa mencairkan suasana, yg cerita2nya dikangenin dan selalu ditunggu sm anak2 muridnya, sampe2 mereka ga mau ketinggalan sama pelajaran aku. dan aku ingin bikin anak2 murid aku nanti seneng belajar sejarah.  Dan aku tuh pengen juga utk sedikit2 menanamkan ke mereka utk cinta sama sejarah. Dan sejarah itu tuh, enjoy, ga berat, bukan beban, ga bête, ga kesel, ga suntuk, ga mumet, gitu deh pokoknya.
Soalnya, menurut aku, kenapa Indonesia masih gini2 aja karena masih banyak dari kita yg ga menghargai sejarahnya. Boro2 menghargai, suka aja ngga, dibenci iya.  Saya yakin, yg ga suka sm sejarah bukan dari sebagian temen2ku di SMA aja. Mungkin bisa jadi masih banyak di sekolah2 lain di Indonesia yg murid2nya ga suka sama sejarah. Dan juga, jujur aja, aku ngerasa banget klo kualitas mata pelajaran sejarah di sekolahku itu kurang banget banget..
sehingga aku waktu itu juga bertekad kalo setelah lulus dari UNJ, aku ingin kembali ke sekolah SMA ku dulu utk mengabdi menjadi guru dan tentu saja jadi guru sejarah. Dan memperbaiki kesalahan2 dlm belajar sejarah di masa sebelum2nya..
sehingga, proporsi mata pelajarannya, dan kualitasnya seimbang. Ga ada lagi yg cuma unggul di satu bidang aja, contohnya di bidang ilmu alam aja.  Tapi rata. Termasuk sejarah..

(*tulisan ini awalnya adalah tugas yg diberikan oleh Bu Corry, dosen sejarah Eropa di kelas saya. Yg mahasiswanya ditugaskan utk membuat biodata diri dan menuliskan alasan kenapa mau ambil program studi pendidikan sejarah. Tulisan ini juga telah diedit sedemikian rupa dari aslinya.)